POPULASI POHON: DERET HITUNG MELAWAN DERET UKUR
Opini Dalam Rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025

POPULASI POHON: DERET HITUNG MELAWAN DERET UKUR
Opini Dalam Rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025
Hampir saja lupa seperti kebanyakan orang, bahwa hari ini adalah hari yang cukup penting. Sebab menyangkut kelangsungan hidup manusia di alam jagad raya. Apa itu? Yaitu peringatan hari lingkungan hidup sedunia, 5 Juni. Peringatan ini diawali saat konferensi Stockholm yang membahas lingkungan hidup manusia oleh PBB pada 5Juni 1972. Pemanasan Global menjadi isu yang relevan berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Penyebah utama dari pemanasan globat adalah efek rumah kaca, Yaitu fenomena alam yang terjadi ketika atmosfer bumi tidaqk mampu lagi menyaring sinar matahari. Kemampuan atmosfir menangkis sinar matahari dari unsur eleman yang jahat menyebabkan memanasnya alam semesta ini. Kata orang pintar bahwa banyakanya pepohonan yang menutup permukaan bumi memilki korelasi sangat erat dengan memanasnya bumi. Sebaliknya, semakin pohon banyak ditebangi maka permukaan bumi gundul. Sinar matahari akhirnya langsung menerpa bumi hingga menyebabkan bumi menjadi panas. Jika ada pepohonan maka sinar matahari ditangkap oleh dedaunan untuk preses fotosintesis. Memang korelasinya tidaklah sesederhana itu, tidak sesederhana seperti pada siang yang terik kemudian berlindung di bawah pohon sehingga merasa teduh dan nyaman. Kalau logika itu kerbau juga sudah tahu. Lebih dari itu, karena pemanasan global juga melibatkan unsur-unsur gas di atmosfir, pembakaran bahan bakar fosil, asap pabrik, dan aktifitas penghuni bumi lainnya seperti deforestrasi, penggundulan hutan. Akibat yang sering dan semua orang rasakan adalah perubahan iklim. Hujan lebat luar biasa, hujan bukan pada musimnya, kemarau panjang, udara panas, angin topan beberapa contoh akibat perubahan iklim karena pemanasan bumi. Maka dari itu setiap kali hari lingkungan hidup diperingati, menanam pohon sering dijadikan penandanya. Namun penanaman pohon itu semacam derat hitung sementara penebangan pohon semacam deret ukur. Seumpama pohon ditanam 2 kemudian yang ditebang 2, selanjutnya pohon ditanam 5 ditebang 6, ditanam 8 ditebang 18, ditanam 11 ditebang 54 dan seterusnya. Bayangkan jika itu terjadi berpuluh-puluh tahun.!
Hari lingkungan hidup selain sering dikaitkan dengan pepohonan juga berkaitan dengan persampahan. Seiring dengan modernisasi maka permasalahan sampah tidak saja muncul di perkotaan. Meskipun wilayah perkotaan yang paling banyak mengalami problematikan persampahan. Jika jaman duli membungkus makanan menggunakan daun, sekarang menggunakan plastik yang proses penguraiannya dibutuhkan waktu ratusan tahun, penggunakan perkakas rumahtangga, alat transportasi, bahkan bangunan gedung sering juga kita jumpai dengan menggunakan bahan dasar plastik. Dalam penanganan sampah sudah kita kenal beberapa langkah, diantaranya pengurangan penggunaan produk yang menimbulkan sampah, menggunakan kembali "sampah" yang masih bisa digunakan, mendaur ulang, pengomposan untuk sampah organik, pembakaran meskipun tidak disarankan dan penguburan sampah ke dalam tanah meskipun ini juga bukan saran prioritas. Pengetahuan tentang pengelolaan sampah telah dirumuskan. Sosialisasi, penyuluhan bahkan pelatihan telah dilakukan tinggal bagaimana pelaksanaannya dan berkesinambungannya.
Seperti yang disampaikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup bahwa peringatan hari lingkungan hidup tahun 2025 bukan sekedar seremoni tahunan, melainkan moment refleski diri dan harus dilanjutkan dengan langkah konkrit. Dan melalui SE Nomor 5 Tahun 2025 dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia tahun 2025 yang memuat arah kebijakan dan ajakan aksi nyata dalam mewujudkan perilaku ramah lingkungan secara berkelanjutan dan sambutan resmi dari menteri Lingkungan Hidup dengan pokok pikiran tentang komitmen pemerintah dalam memerangi polusi plastik (kemenlh.go.id). Kita semua berharap peringatan hari lingkungan hidup tidak sekedar seremoni. Tapi mungkinkah? Kita tunggu.
Kesimpulannya adalah pohon dan sampah sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Namun dewasa ini berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia juga dihadapkan dengan isu yang kurang sedap yaitu tentang rekayasa populasi manusia. Melalui rekayasa mutasi virus seperti covid 19 dan yang paling akhir adalah melalui vaksin TBC yang uji klinisnya masih belum diyakini oleh beberapa pihak.(mo)
Oleh: Satriyatmo.
What's Your Reaction?






